Manajemen kelas

Nama:Sukma ningsih
Nim:11901246
Kelas: Pai 4f


Manajemen Kelas


Arti dari manajemen adalah pengelolaan, penyelenggaraan, ketatalaksanaan penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan. Maka, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan atau manajemen adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Didalam Didaktik terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kelas diartikan sebagai ruangan belajar atau rombongan belajar, yang dibatasi oleh empat dinding atau tempat peserta didik belajar, dan tingkatan Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada murid.

Dengan manajemen kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan atau perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban. Jadi, Manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Kemudian, dengan manajemen kelas produknya harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Membantu siswa untuk mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.

Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas maupun pada kegiatan yang diadakan. Untuk mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat. Untuk mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang mengganggu. Untuk memiliki strategi ramedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang muncul didalam kelas.

Pendekatan dalam Manajemen Kelas
Pendekatan yang dilakukan oleh 
seorang guru dalam manajemen kelas akan 
sangat dipengaruhi oleh pandangan guru 
tersebut terhadap tingkah laku siswa, 
karakteristik watak dan sifat siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa melakukan 
penyimpangan. Dibawah ini ada beberapa 
pendekatan yang dapat dijadikan sebagai 
alternatif pertimbangan dalam upaya 
menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara 
lain sebagai berikut : 
a. Pendekatan Manajerial 
Pendekatan ini dilihat dari sudut 
pandang manajemen yang berintikan konsepsi 
tentang kepemimpinan. Dalam pendekatan ini, 
dapat dibedakan menjadi 
1. Kontrol Otoriter 
Dalam menegakkan disiplin kelas guru 
harus bersikap keras, jika perlu dengan 
hukuman-hukuman yang berat. Menurut 
konsep ini, disiplin kelas yang baik adalah 
apabila siswa duduk, diam, dan mendengarkan 
perkataan guru.12
2. Kebebasan Liberal
Menurut konsep ini, siswa harus diberi 
kebebasan sepenuhnya untuk melakukan 
kegiatan apa saja sesuai dengan tingkat 
perkembangannya. Dengan cara seperti ini, 
aktivitas dan kreativitas anak akan berkembang 
sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi, 
sering terjadi pemberian kebebasan yang 
penuh, ini berakibat terjadinya kekacauan atau 
kericuhan didalam kelas karena kebebasan 
yang didapat oleh siswa disalahgunakan.
3. Kebebasan Terbimbing
Konsep ini merupakan perpaduan 
antara kontrol otoriter dan kebebasan liberal. 
Disini siswa diberi kebebasan untuk melakukan 
aktivitas, namun terbimbing atau terkontrol. 
Disatu pihak siswa diberi kebebasan sebagai 
hak asasinya, dan dilain pihak siswa harus 
dihindarkan dari perilaku-perilaku negatif 
sebagai akibat penyalahgunaan kebebasan. 
Disiplin kelas yang baik menurut konsep ini 
lebih ditekankan kepada kesadaran dan 
pengendalian diri-sendiri.
b. Pendekatan Psikologis Terdapat beberapa pendekatan yang 
didasarkan atas studi psikologis yang dapat 
dimanfaatkan oleh guru dalam membina 
disiplin kelas pada siswanya. Pendekatan yang 
dimaksud antara lain sebagai berikut :
1. Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku
(Behavior-Modification)
Pendekatan ini didasarkan pada 
psikologi behavioristik, yang mengemukakan 
pendapat bahwa :
a) Semua tingkah laku yang baik atau yang 
kurang baik merupakan hasil proses 
belajar.
b) Ada sejumlah kecil proses psikologi 
penting yang dapat digunakan untuk 
menjelaskan terjadinya proses belajar 
yang dimaksud, yaitu diantaranya 
penguatan positif (positive reinforcement)
seperti hadiah, ganjaran, pujian, 
pemberian kesempatan untuk melakukan 
aktivitas yang disenangi oleh siswa, dan 
penguatan negatif (negative 
reinforcement) seperti hukuman, 
penghapusan hak, dan ancaman.13
Penguatan tersebut masih dibagi lagi 
menjadi dua bagian, yaitu:
1. Penguatan Primer
yaitu penguatan yang tanpa dipelajari 
seperti makan, minum, menghangatkan tubuh, 
dsb.
2. Penguatan Sekunder
yaitu penguatan sebagai hasil proses 
belajar. Penguatan sekunder ini ada yang 
dinamakan penguatan sosial ( pujian, 
sanjungan, perhatian, dsb ), penguatan simbolik 
(nilai, angka, atau tanda penghargaan lainnya) 
dan penguatan dalam bentuk kegiatan 
(permainan atau kegiatan yang disenangi oleh 
siswa yang tidak semua siswa dapat 
mempraktekkannya). Dilihat dari segi 
waktunya, ada penguatan yang terus-menerus 
(continue) setiap kali melakukan aktivitas, ada 
pula penguatan yang diberikan secara periodik (dalam waktu-waktu tertentu), misalnya setiap 
satu semester sekali, setahun sekali.

Sumber:R.E Freeman, Manajemen Strategik: 
Pendekatan terhadap Pihak-pihak 
Berkepentingan. (Jakarta: PPM 1991).Hal 116

Komentar