Kultur Sekolah
Kultur Sekolah
Visi dan Nilai
Berdasarkan pengertian tersebut, visi merupakan citra ideal dan unik tentang masa depan atau orientasi masa depan terhadap kondisi ideal yang dicita-citakan. Nilai bukan sekedar sebuah preferensi, melainkan merupakan persenyawaan dari pemikiran, perasaan, dan preferensi. Harrison & Huntington , terdapat dua kategori nilai, yaitu nilai intrinsik dan nilai instrumental. Sedangkan nilai instrumental merupakan nilai yang didukung karena menguntungkan, misalnya produktivitas.
Visi misi tujuan dan nilai-nilai dalam budaya merupakan unsur yang penting. Pentingnya tujuan bermakna norma-norma yang positif, dan nilai-nilai yang dipegang teguh untuk menambahkan semangat dan vitalitas untuk perbaikan sekolah.
Sejarah dan Cerita
Fokus pada setiap budaya sekolah adalah aliran sejarah dan peristiwa masa lalu yang turut membentuk budaya berkembang pada masa kini.
Arsitektur dan Artefak
Setiap sekolah memiliki lambang/logo sekolah, motto, lagu, dan seragam sekolah yang mencerminkan visi dan misi sekolah. Selanjutnya disajikan sejumlah fakta yang menunjukkan bahwa kultur sekolah memiliki implikasi terhadap upaya perbaikan sekolah, seperti dikemukakan Deal & Peterson . Di sekolah, budaya menghargai kolegialitas dan kolaborasi. Sebaliknya, di sekolah-sekolah yang menganut norma-norma kinerja perubahan, para staf dengan senang hati bereksperimen dengan menggunakan pendekatan baru, menemukan praktik-praktik inovatif untuk memecahkan masalah, dan memperkuat visi pembelajaran yang berfokus pada perbaikan sekolah.
Budaya sekolah mendorong pembelajaran dan kemajuan dengan mengembangkan iklim yang kondusif untuk perubahan tujuan, dukungan untuk mengambil resiko dan eksperimentasi, serta semangat masyarakat menilai kemajuan tujuan. Motivasi diperkuat melalui ritual yang memelihara identitas, tradisi yang mengintensifkan koneksi ke sekolah, dan upacara yang membangun komunitas. Dalam sejumlah kasus, sekolah yang memiliki spirit optimis memiliki iklim yang positif, bersemangat, menghargai, dan mendorong. Sebaliknya, dalam sekolah yang pesimis, yang berkembang adalah kultur negatif dan lingkungan sosial yang negatif dan tidak produktif.
Meskipun aturan, job-description, dan kebijakan dapat membentuk dan mempengaruhi perilaku seseorang, namun dalam aturan yang tidak tertulis maupun kebiasaan dan tradisi dalam kehidupan sehari-hari, seringkali justru lebih bermakna dalam mendorong aktivitas dan kemajuan yang berkelanjutan di sekolah. Dengan demikian, budaya sekolah memiliki pengaruh terhadap prestasi sekolah, perubahan dan perbaikan sekolah, serta berpengaruh pada pembelajaran siswa. Suatu sekolah dapat bertransformasi dengan membangun kekuatan, tujuan, dan budaya belajar positif, dengan meninggalkan kebiasaan yang negatif dan kontra produktif. Pimpinan sekolah yang senantiasa mengkomunikasikan tujuan bersama dan membangun makna simbolis merupakan kunci untuk membentuk budaya sukses di sekolahnya.
Kultur sekolah bukan sekedar kultur di sekolah. Kultur sekolah dimiliki oleh tiap-tiap sekolah. Masing-masing sekolah dapat mengembangkan keunikan dan ciri khas melalui kultur sekolah. Oleh karenanya terdapat variasi kultur di sejumlah sekolah.
Sejumlah sekolah lebih menekankan kultur sekolah yang fokus untuk mendorong pencapaian prestasi akademik. Namun sejumlah sekolah yang lain lebih fokus pada aspek non-akademik.
Karakter
Pendidikan untuk pembangunan karakter pada dasarnya mencakup pengembangan substansi, proses dan suasana atau lingkungan yang menggugah, mendorong, dan memudahkan seseorang mengembangkan kebiasaan yang baik. Karakter bersifat inside-out,maksudnya bahwa perilaku yang berkembang menjadi kebiasaan baik ini terjadi karena adanya dorongan dari dalam, bukan karena paksaan dari luar .
Sumber:jurnal pemikiran sosiologi voluke 2 No 1.2013 kultur sekolah
Komentar
Posting Komentar